Kata “Rupiah” berasal dari perkataan “Rupee” yaitu satuan mata uang India. Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan ketika Perang Dunia ke-2, yaitu pada masa pendudukan Jepang. Sebelumnya, pada tahun 1610 hingga tahun 1817, Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dansetelah tahun 1817, mata uang Gulden Hindia Belanda mulai dikenalkan.
Setelah perang berakhir, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti Gulden Hindia Belanda. 4 tahun setelah merdeka, tepatnya pada tanggal 2 November 1949, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.
Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto. Kadar Inflasi yang tinggi menyebabkan Rupiah sebagai mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan dengan pinalti.
Pada masa awal kemerdekaan, nilai rupiah disamakan dengan Gulden Hindia Belanda, sehingga satuan-satuan yang lebih kecil juga beraku di masa kolonial. Dibawah ini adalah satuan-satuan yang lebih kecil dari rupiah, namun sudah tidak pernah dipakai lagi karena penurunan nilai rupiah.
- sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
- cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa
- peser, setengah sen
- pincang, satu setengah sen
- gobang atau benggol, dua setengah sen
- ketip/kelip/stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya)
- picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya)
- tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
Ada juga satuan diatans rupiah yang saat ini juga sudah tidak digunakan lagi.
- ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya)
Setelah perang berakhir, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti Gulden Hindia Belanda. 4 tahun setelah merdeka, tepatnya pada tanggal 2 November 1949, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.
Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto. Kadar Inflasi yang tinggi menyebabkan Rupiah sebagai mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan dengan pinalti.
Pada masa awal kemerdekaan, nilai rupiah disamakan dengan Gulden Hindia Belanda, sehingga satuan-satuan yang lebih kecil juga beraku di masa kolonial. Dibawah ini adalah satuan-satuan yang lebih kecil dari rupiah, namun sudah tidak pernah dipakai lagi karena penurunan nilai rupiah.
- sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
- cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa
- peser, setengah sen
- pincang, satu setengah sen
- gobang atau benggol, dua setengah sen
- ketip/kelip/stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya)
- picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya)
- tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
Ada juga satuan diatans rupiah yang saat ini juga sudah tidak digunakan lagi.
- ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya)
No comments:
Post a Comment