Setelah lama hanya berkutat dalam tataran wacana, masyarakat Jember (Jawa Timur) akhirnya bakal memiliki sebuah stadion mewah. Pemerintah Kabupaten Jember secara resmi memulai pembangunan stadion sepakbola senilai Rp200 miliar di Desa Ajung, Kecamatan Ajung. Proses peresmian pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh bupati Jember MZA Djalal, Senin (8/10).
Sesuai dengan rencana awal, stadion ini akan memiliki kapasitas tampung penonton sekitar 20 ribu orang, dan dibangun di atas lahan seluas sembilan hektar. Pembangunan stadion adalah awal dari pembangunan kawasan Jember Sport Garden (JSG), yang direncanakan akan mencakup lahan seluas 50 hektar.
Menurut Djalal, stadion tak hanya berfungsi sebagai sarana dan prasarana olahraga bagi sebuah daerah. Lebih jauh, keberadaan sebuah stadion adalah hal tak terpisahkan bagi tampilan sebuah kota. Ia berharap, stadion ini bisa dimanfaatkan oleh segenap masyarakat Jawa Timur bagian timur, untuk menggelar kegiatan berskala nasional nantinya.
"Dengan dibangunnya stadion ini, kita harapkan adanya percepatan-percepatan [mengejar kemajuan]. Dampak dari stadion ini, akan dapat memacu sektor-sektor ekonomi lain, termasuk kemajuan di kawasan Ajung," kata Djalal dalam sambutannya.
Bahkan Djalal menyebut proyek ini dengan sebutan ‘Senayan Kecil’. Ia pun meyakini, jika pembangunan proyek ini akan memakan waktu cukup lama. Karena selain untuk stadion, nantinya area ini juga akan dibangun beberapa sarana penunjang cabang olahraga lain dan juga tempat rekreasi bagi masyarakat.
“Tidak mungkin sepanjang jabatan saya hingga 2015, proyek dapat diselesaikan. Kita harapkan di atas hamparan 50 hektar akan berdiri berbagai macam fasilitas rekreasi dan olahraga. Stadion akan kita bangun di atas tanah seluas lebih kurang sembilan hektar, dari 50 hektar yang kita rencanakan. Lahan 50 hektar berasal dari tanah Pemkab 18 hektar, sisanya kita butuh pembebasan lahan dari masyarakat," jelasnya.
Djalal berharap, Bupati Jember yang akan datang akan bisa menyelesaikan proyek JSG ini hingga tuntas.
"Kita kan jangka panjang. Konsep kita siapkan. Kalau stadionnya, insya Allah 2014 selesai. Pembebasan lahan sudah berjalan, dan sudah berjalan sekitar 25 hektar. Saya senantiasa berwasiat kepada rekan-rekan saya, agar taat kepada peraturan yang berlaku. Kita ingin pembangunan apapun, termasuk stadion, begitu selesai proses peresmian dan dapat dimanfaatkan, tidak meninggalkan hal-hal yang mencederai," tambah Djalal.
Dalam hal yang berbeda, Djalal juga menyoroti kinerja pengurus Persid Jember untuk segera melunasi utang kepada Perusahaan Daerah Perkebunan sebesar Rp 1 miliar. Persid Jember sendiri merupakan kontestan Divisi Utama PT Liga Indonesia (LI) musim 2011/12.
Ia mengakui, utang memang sudah disetujuinya.
"Tapi mestinya dikembalikan dong. Yak opo nek ditagih nang akhirat? nek gak dibalekno[bagaimana kalau ditagih di akhirat? kalau tidak dikembalikan]," paparnya dalam bahasa Jawa.
Pada 2010, Persid berutang Rp1 miliar kepada PD Perkebunan, sebuah badan usaha milik pemerintah kabupaten Jember, untuk membiayai tim mengikuti kompetisi sepakbola Divisi I. Uang itu digunakan untuk membayar kontrak, gaji pemain dan operasional.
Belakangan diketahui, jika utang tersebut belum sepenuhnya lunas, walau Persid sudah masuk dalam kasta Divisi Utama. Bahkan, ada pihak yang melaporkan masalah utang itu kepada kepolisian Resor Jember. pihak kepolisian setempat, saat ini sedang menyelidiki laporan tersebut.
Djalal menyatakan, tak begitu memahami benar detail perjanjian utang tersebut. Soal ada klausul pinjaman akan dilunasi jika dana untuk Persid dari APBD sudah cair, ia meminta hal itu ditanyakan kepada ketua umum Persid Sunardi.
"Yang jelas itu pinjam, dan harus dikembalikan. Biar hukum yang menyelesaikan," tegas bupati. (gk-43)
Sesuai dengan rencana awal, stadion ini akan memiliki kapasitas tampung penonton sekitar 20 ribu orang, dan dibangun di atas lahan seluas sembilan hektar. Pembangunan stadion adalah awal dari pembangunan kawasan Jember Sport Garden (JSG), yang direncanakan akan mencakup lahan seluas 50 hektar.
Menurut Djalal, stadion tak hanya berfungsi sebagai sarana dan prasarana olahraga bagi sebuah daerah. Lebih jauh, keberadaan sebuah stadion adalah hal tak terpisahkan bagi tampilan sebuah kota. Ia berharap, stadion ini bisa dimanfaatkan oleh segenap masyarakat Jawa Timur bagian timur, untuk menggelar kegiatan berskala nasional nantinya.
"Dengan dibangunnya stadion ini, kita harapkan adanya percepatan-percepatan [mengejar kemajuan]. Dampak dari stadion ini, akan dapat memacu sektor-sektor ekonomi lain, termasuk kemajuan di kawasan Ajung," kata Djalal dalam sambutannya.
Bahkan Djalal menyebut proyek ini dengan sebutan ‘Senayan Kecil’. Ia pun meyakini, jika pembangunan proyek ini akan memakan waktu cukup lama. Karena selain untuk stadion, nantinya area ini juga akan dibangun beberapa sarana penunjang cabang olahraga lain dan juga tempat rekreasi bagi masyarakat.
“Tidak mungkin sepanjang jabatan saya hingga 2015, proyek dapat diselesaikan. Kita harapkan di atas hamparan 50 hektar akan berdiri berbagai macam fasilitas rekreasi dan olahraga. Stadion akan kita bangun di atas tanah seluas lebih kurang sembilan hektar, dari 50 hektar yang kita rencanakan. Lahan 50 hektar berasal dari tanah Pemkab 18 hektar, sisanya kita butuh pembebasan lahan dari masyarakat," jelasnya.
Djalal berharap, Bupati Jember yang akan datang akan bisa menyelesaikan proyek JSG ini hingga tuntas.
"Kita kan jangka panjang. Konsep kita siapkan. Kalau stadionnya, insya Allah 2014 selesai. Pembebasan lahan sudah berjalan, dan sudah berjalan sekitar 25 hektar. Saya senantiasa berwasiat kepada rekan-rekan saya, agar taat kepada peraturan yang berlaku. Kita ingin pembangunan apapun, termasuk stadion, begitu selesai proses peresmian dan dapat dimanfaatkan, tidak meninggalkan hal-hal yang mencederai," tambah Djalal.
Dalam hal yang berbeda, Djalal juga menyoroti kinerja pengurus Persid Jember untuk segera melunasi utang kepada Perusahaan Daerah Perkebunan sebesar Rp 1 miliar. Persid Jember sendiri merupakan kontestan Divisi Utama PT Liga Indonesia (LI) musim 2011/12.
Ia mengakui, utang memang sudah disetujuinya.
"Tapi mestinya dikembalikan dong. Yak opo nek ditagih nang akhirat? nek gak dibalekno[bagaimana kalau ditagih di akhirat? kalau tidak dikembalikan]," paparnya dalam bahasa Jawa.
Pada 2010, Persid berutang Rp1 miliar kepada PD Perkebunan, sebuah badan usaha milik pemerintah kabupaten Jember, untuk membiayai tim mengikuti kompetisi sepakbola Divisi I. Uang itu digunakan untuk membayar kontrak, gaji pemain dan operasional.
Belakangan diketahui, jika utang tersebut belum sepenuhnya lunas, walau Persid sudah masuk dalam kasta Divisi Utama. Bahkan, ada pihak yang melaporkan masalah utang itu kepada kepolisian Resor Jember. pihak kepolisian setempat, saat ini sedang menyelidiki laporan tersebut.
Djalal menyatakan, tak begitu memahami benar detail perjanjian utang tersebut. Soal ada klausul pinjaman akan dilunasi jika dana untuk Persid dari APBD sudah cair, ia meminta hal itu ditanyakan kepada ketua umum Persid Sunardi.
"Yang jelas itu pinjam, dan harus dikembalikan. Biar hukum yang menyelesaikan," tegas bupati. (gk-43)
Sumber: Goal.com
No comments:
Post a Comment