Timnas Indonesia baru saja mengalami kekalahan yang cukup telak yakni 10-0 ketika lawan Bahrain dalam laga Penyisihan Pra Piala Dunia 2014. Pertandingan sendiri diselenggarakan pada Kamis, 29 Februari 2012 malam waktu setempat.
Ada sedikit kejanggalan dalam pertandingan ini. Meski begitu bila melihat rekaman pertandingannya dalam video pertandingan, beberapa gol yang dihasilkan oleh Bahrain memang begitu cantik, beberapa melalui sundulan kepala yang keras sehingga Kiper kita tidak kuasa menghadangnya.
Simak videonya klik : Video Indonesia vs Bahrain
Dari hasil pertandingan ini, berbagai media pun langsung mengangkat Tema kekalahan Timnas ini sebagai Headline mereka, berikut liputan terkini dari berbagai media tersebut :
Menpora: Inilah Hasilnya Kalau Pengurus PSSI Ribut Terus
http://id.olahraga.yahoo.com/news/menpora-inilah-hasilnya-kalau-pengurus-pssi-ribut-terus-080850560--soccer.html
Pasca-kekalahan tim nasional PSSI sepuluh gol tanpa balas dari kesebelasan Bahrain dalam pertandingan penyisihan Pra Piala Dunia, Menpora Andi Mallarangeng meminta segenap pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mengambil pelajaran dari kekalahan tim nasional (timnas) PSSI.
"Inilah hasilnya kalau pengurus ribut terus. Seharusnya semua mendahulukan kepentingan sepakbola nasional," kata Andi di Istana Negara Jakarta, Kamis (1/3), usai menghadiri acara pengucapan sumpah Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Andi mengatakan dualisme kompetisi profesional di tingkat nasional turut mempengaruhi kualitas timnas PSSI dan juga kesiapannya dalam menghadapi berbagai pertandingan dan turnamen internasional.
"Dengan adanya dualisme kompetisi maka timnas yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan," katanya menegaskan.
Andi melihat pentingnya rekonsiliasi kedua kompetisi tersebut. "Solusinya adalah rekonsialiasi. Dimulai dengan kedua kompetisi IPL & ISL berada di bawah PSSI. PSSI mengakui ISL dan ISL mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. Dengan demikian Timnas bisa dibentuk dengan materi pemain terbaik dari seluruh klub di manapun dia berkompetisi," tuturnya.
"Di ujung tahun kita bisa bikin turnamen khusus antara dua tim terbaik IPL dan ISL. Ini solusi yang terbaik saat ini," katanya menambahkan.
Andi mengharapkan kekalahan telak timnas PSSI dari kesebelasan Bahrain tersebut bisa membuka mata pengurus PSSI untuk segera menghentikan polemik dan segera melakukan pembenahan. "Ini solusi yang terbaik saat ini. Mudah-mudahan semua pihak terbuka mata dan hatinya melihat hasil semalam," katanya.
Masalahnya Adalah Kompetensi Wasit
http://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/masalahnya-adalah-kompetensi-wasit.html
Presiden UEFA, Michel Platini, sejak lama menolak dengan tegas wacana penggunaan teknologi garis gawang (goal-line technology). Dalam wawancara dengan koran Jerman Welt am Sonntag, legenda sepak bola Perancis ini menilai ide tersebut sangat buruk.
Platini mengatakan, tidak ideal menggunakan kamera untuk menentukan sebuah gol. Dia lebih suka tenaga manusia. Itu sebabnya UEFA menguji coba penggunaan tambahan dua asisten wasit di Liga Europa sejak musim 2009/2010.
Asisten wasit tambahan ini ditempatkan di sisi masing-masing gawang. Tugasnya adalah mengawasi segala kejadian di kotak penalti yang biasanya luput dari perhatian wasit utama dan hakim garis. Bila ada insiden kontroversial, mereka akan memberi rekomendasi kepada wasit utama.
Kelihatannya ideal. Tetapi apa benar demikian?
Pada 17 September 2009, di Goodison Park, Everton menjamu AEK Athens dalam partai pertamanya di Liga Europa musim tersebut. Dalam laga, wasit mengeluarkan kartu merah untuk penyerang Everton (ketika itu), Louis Saha, karena kedapatan menyentuh bola.
Wasit mengeluarkan keputusan itu setelah menerima laporan dari asistennya di sisi gawang Athens. Tetapi pelatih Everton, David Moyes, tak habis pikir mengapa asisten wasit tambahan tidak melihat seorang pemain Athens menendang bokong Saha dengan sengaja pada insiden pertama, namun menyaksikan dengan jelas pemain Prancis tersebut menyentuh bola.
Moyes bukan tak sepakat dengan kartu merah Saha, tetapi ia merasakan ketidakadilan. Itu sebabnya pelatih asal Skotlandia ini tidak antusias dengan penggunaan tambahan asisten wasit. Kebijakan itu tidak serta merta membuat pertandingan menjadi sempurna.
Para wasit pun sebenarnya tidak sepakat dengan tambahan asisten. Mereka merasa koleganya memiliki ancaman keselamatan dan kenyamanan. Bila misalnya, dalam kasus Everton tadi, pemain Athens yang menendang bokong Saha diusir dari pertandingan dan di belakang asisten wasit itu adalah tribun bagi suporter Athens maka sang asisten akan menerima hujatan sepanjang sisa waktu pertandingan. Ini bisa mengganggu fokus bekerja.
Kontroversi adalah hal yang senantiasa membayangi pertandingan sepak bola. Ironisnya, hal itu bukan dalam konotasi sering terjadi. Juga tidak terjadi di setiap partai dalam sebuah kompetisi walau kadang kala terjadi di partai krusial seperti final. Kontroversi sering bermula dari keputusan wasit seperti yang baru saja terjadi dalam partai besar Serie A antara AC Milan dan Juventus pekan lalu.
Namun reaksi pada kontroversi keputusan wasit itulah yang sering kurang sesuai. Ide teknologi di garis gawang dan tambahan asisten wasit adalah sebagian di antaranya. Usaha mengurangi kesalahan wasit sebenarnya terus dilakukan oleh pengelola sepak bola. Kursus penyegaran skill dan aturan, latihan kebugaran, tes kesehatan, psikologi, dan mental secara rutin dilakukan wasit. Belakangan, wasit juga memakai alat komunikasi selama bertugas.
Tetapi wasit bekerja dalam sebuah situasi yang serba cepat, melibatkan banyak manusia pula. Ada kalanya pandangan mereka terhalang oleh pergerakan lain, padahal mereka sudah berada di posisi ideal. Ini belum termasuk memperhitungkan tekanan besar yang mereka peroleh dari pemain kedua tim dan penonton di stadion.
Kembali ke kasus pertandingan AC Milan dan Juventus, hakim garis di sisi atas dari tayangan televisi dua kali melakukan kesalahan. Pertama, karena tidak mengesahkan gol Sulley Muntari dan kedua akibat menganulir gol Alessandro Matri. Walaupun kesalahan itu baru bisa dipastikan setelah melihati tayangan ulang lambat televisi.
Dan itulah yang sering terjadi. Orang menghakimi wasit karena menyaksikan melalui tayangan ulang dan dari berbagai sudut kamera. Bukan real-time yang demikian cepat dan kadang bisa menipu pandangan wasit.
Bicara tentang wasit yang biasa menjadi kambing hitam juga terkait dengan kompetensi. Wasit dan para asistennya yang ditugaskan dalam sebuah pertandingan sudah melalui semua tahapan kualifikasi. Mereka punya kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Apabila terjadi kesalahan keputusan itu karena faktor manusia tadi yang tak luput dari kekeliruan.
Bagaimana bila keputusan wasit merugikan tim? Sekali lagi, ujaran yang mengatakan kontroversi tidak terjadi di sepanjang pertandingan dan kompetisi perlu dikedepankan. Dalam kasus Juventus, ketika gol (pertama) Matri dianulir, toh ia tetap mampu mencetak gol kedua yang membuat skor imbang 2-2. Ini membuktikan ada ketangguhan mental dari Matri dan timnya. Dia tak goyah dengan keputusan pertama.
Lain halnya bila memang keputusan wasit yang aneh bin ajaib itu terjadi di kompetisi Indonesia. Setangguh apapun mental pemain dan tim, kemenangan akan tetap menjauh. Yang ini sudah masuk dalam kategori kompetensi pengelola kompetisi, bukan lagi cuma wasit.
Pelatih Qatar: Usut Laga Timnas Indonesia vs Bahrain
http://id.olahraga.yahoo.com/news/pelatih-qatar-usut-laga-timnas-indonesia-vs-bahrain-052745903--soccer.html
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pelatih Qatar, Paulo Autuori keget bukan kepalang ketika mengetahui hasil akhir laga Bahrain versus timnas Indonesia berkesudahan 10-0. Menurutnya ada sejumlah keganjilan di laga yang dipimpin wasit Andre El Haddad asal Libanon tersebut.
Momen aneh pertama adalah kartu merah kilat bagi kiper Indonesia, Samsidar di menit kedua pertandingan. Selain kartu merah, Bahrain pun dihadiahi penalti. Tidak hanya satu, Bahrain pun mendapat empat kali penalti sepanjang laga.
Hal itu menurut Autuori belum pernah dia saksikan di sepanjang hidupnya. Ada sejumlah hal aneh di pertandingan Bahrain. Karena itu, jika AFC ingin membangun sepakbola Asia, maka perlu melakukan investigasi atas hasil tersebut," imbuh Autuori dilansir Al Watan.
Dia mengaku sempat stress ketika mengetahui Bahrain sudah mencetak delapan gol atas Indonesia, sementara Qatar teringgal 2-1 atas Iran. Dalam kondisi itu, Qatar dapat tersingkir dari babak kualifikasi Piala Dunia.
"Saya kaget begitu mengetahui hasil Indonesia. Tapi saya tidak memberitahukan hasil itu kepada pemain agar mereka tetap tenang dalam bermain," ungkapnya
Hasilnya keadilan pun didapatkan Qatar dengan lahirnya gol penyeimbang atas Iran di akhir pertandingan. Gol itu pun sekaligus memupus hasil Bahrain yang unggul 10-0 dari Indonesia. Walau sudah memastikan tiket di babak final kualifikasi, Qatar tetap mendesak FIFA dan AFC untuk mengusut tuntas laga Bahrain versus Indonesia.
INDONESIA VS BAHRAIN: Skor 10-0 diprotes publik Iran
http://www.solopos.com/2012/olahraga/indonesia-vs-bahrain-skor-10-0-diprotes-publik-iran-166749
Skor telak 10-0 untuk kemenangan Bahrain atas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain, Rabu (29/2/2012) malam menuai protes dari publik Iran.
Mereka menilai federasi sepak bola Iran layak melayangkan surat ke induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) agar otoritas tertinggi sepak bola di dunia itu menyelidiki pertandingan Bahrain lawan Indonesia.
Publik Iran yang berdiskusi lewat Persian Football Forums di www.persianfootball.com, menulis pertandingan di Stadion Nasional Bahrain itu merupakan lelucon terburuk di era sepak bola modern sekarang ini.
Dalam forum itu bahkan muncul wacana membuat petisi untuk mendesak federasi sepak bola Iran mengajukan protes resmi ke FIFA. Anggota forum bernama Maij, mencatat petisi perlu dibuat karena minimal ada lima catatan yang muncul dalam laga Bahrain lawan Indonesia.
Lima catatan itu yakni Indonesia menurunkan skuat muda di kualifikasi Piala Dunia, wasit memberi penalti untuk Bahrain saat laga baru berusia tiga menit, wasit mengganjar kartu merah untuk kiper Indonesia di menit ketiga, wasit menghadiahi penalti untuk Bahrain sebanyak lima kali dan Bahrain mencetak 10 gol.
INDONESIA-BAHRAIN: FIFA gelar investigasi pertandingan
http://www.bisnis.com/articles/indonesia-bahrain-fifa-gelar-investigasi-pertandingan
Organisasi sepak bola dunia FIFA akan menggelar investigasi atas kekalahan Indonesia dari Bahrain yang mengakibatkan Indonesia harus mengantongi malu dan bukan gol, sedangkan Bahrain meraih 10 gol pada laga Pra Piala Dunia.
"Bahrain membutuhkan sembilan gol untuk masuk ke fase berikutnya pada tahap kualifikasi. "Hasil yang pertandingan yang tidak biasa, terkait dengan ekspektasi hasil dan rekam jejak head-to-head mendorong FIFA menggelar penyelidikan atas permainan dan hasil pertandingan itu," ungkap surat elektronik FIFA pada Jumat, 2 Maret 2012 itu.
Surat elektronik itu menilai Indonesia hampir tidak bisa menampilkan kekuatan tim, setelah beberapa pemain senior dilarang bermain akibat keterlibatan merea di Liga Super Indonesia.
Bahrain yang dipimpin oleh mantan pelatih Inggris Peter Taylor itu terbantu oleh kiper Indonesia yang hanya berlaga selama 3 menit.
Kekalahan tim nasional Indonesia 0-10 dari Bahrain dalam pertandingan terakhir kualifikasi Pra Piala Dunia Grup 5 Zona Asia tercatat sebagai rekor baru kekalahan terbesar yang pernah dialami setelah 38 tahun.
Gawang Indonesia terakhir kali kemasukan gol terbanyak saat kalah dari Denmark di Kopenhagen dengan skor 0-9 pada 3 September 1974.
Indonesia tampil dengan kekuatan baru di partai pamungkas kualifikasi dan sudah ketinggalan 4 gol di babak pertama. Bahrain yang butuh kemenangan besar untuk lolos ke babak berikutnya mengurung pertahanan Indonesia sepanjang pertandingan.
Pada babak ke-2, gawang Indonesia kembali terkoyak 6 gol tanpa balas. Meski sudah menang besar, Bahrain tetap gagal lolos kualifikasi, setelah pertandingan antara Iran melawan Qatar berakhir imbang 2-2.
Dengan demikian, Iran dan Qatar berhak maju ke babak selanjutnya sebagai wakil dari grup 5.
Sebagian besar pemain yang diturunkan dalam pertandingan melawan Bahrain merupakan wajah baru hasil seleksi dari kompetisi resmi PSSI, Liga Primer Indonesia. Pemain yang berkiprah di Liga Super Indonesia tak diikutsertakan, karena dianggap kompetisi ilegal.
AFC: Bahrain vs Indonesia Bebas dari Pengaturan Skor
http://us.detiksport.com/sepakbola/read/2012/03/03/034605/1856928/73/afc-bahrain-vs-indonesia-bebas-dari-pengaturan-skor?b991105bcom
Hasil laga kualifikasi PD 2014 antara Bahrain vs Indonesia disebut-sebut berbau pengaturan skor. Terkait hal itu Federasi Sepakbola Asia (AFC) menyatakan laga itu bersih dari skandal apapun dan tak akan melakukan investigasi.
Skor akhir 10-0 untuk kemenangan Bahrain awalnya dicurigai banyak pihak adalah "hasil akhir yang tidak biasa" mengingat Bahrain memang butuh kemenangan dengan selisih sembilan gol untuk lolos dari babak ketiga PPD 2014.
Meskipun akhirnya Bahrain tidak lolos, FIFA tetap merencanakan akan melakukan investigasi.
AFC yang menaungi laga-laga di Benua Asia langsung mengeluarkan reaksi terkait niatan FIFA itu. Melalui Sekjen mereka, Dato Alex Soosay, AFC menilai jika laga Bahrain kontra Indonesia berjalan normal setelah mendapatkan laporan dari wasit beserta ofisial di laga itu.
Meskipun Indonesia menurunkan tim yang berisikan mayoritas pemain minim pengalaman, tapi Soosay menganggap memang Bahrain menang segalanya dari 'Skuad Garuda' asuhan Aji Santoso itu.
"Saya sudah membaca pemberitaan di media mengenai dugaan pengaturan skor. Tapi saya yakin jika tidak ada satupun tim-tim kami yang terlibat dalam kasus ini. Bahrain lebih baik secara taktik maupun teknis," tulis Soosay dalam pernyataan resmi kepada media yang diterima detiksport, Jumat (2/3/2012) malam WIB.
"Lebih dari itu, saya juga telah menerima laporan resmi dari pengawas pertandingan AFC dan wasit. Mereka tidak ada melihat ada indikasi kecurangan apapun."
"AFC dan anggotanya sangat konsen pada hal ini dan bertekad untuk membasmi segala bentuk pengaturan skor dan korupsi," demikian Soosay.
Sumber: http://www.yaiyalah.com/2012/03/menydihkan-timnas-indonesia-dikalahkan.html#ixzz1qCzwZfof
Ada sedikit kejanggalan dalam pertandingan ini. Meski begitu bila melihat rekaman pertandingannya dalam video pertandingan, beberapa gol yang dihasilkan oleh Bahrain memang begitu cantik, beberapa melalui sundulan kepala yang keras sehingga Kiper kita tidak kuasa menghadangnya.
Simak videonya klik : Video Indonesia vs Bahrain
Dari hasil pertandingan ini, berbagai media pun langsung mengangkat Tema kekalahan Timnas ini sebagai Headline mereka, berikut liputan terkini dari berbagai media tersebut :
Menpora: Inilah Hasilnya Kalau Pengurus PSSI Ribut Terus
http://id.olahraga.yahoo.com/news/menpora-inilah-hasilnya-kalau-pengurus-pssi-ribut-terus-080850560--soccer.html
Pasca-kekalahan tim nasional PSSI sepuluh gol tanpa balas dari kesebelasan Bahrain dalam pertandingan penyisihan Pra Piala Dunia, Menpora Andi Mallarangeng meminta segenap pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mengambil pelajaran dari kekalahan tim nasional (timnas) PSSI.
"Inilah hasilnya kalau pengurus ribut terus. Seharusnya semua mendahulukan kepentingan sepakbola nasional," kata Andi di Istana Negara Jakarta, Kamis (1/3), usai menghadiri acara pengucapan sumpah Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Andi mengatakan dualisme kompetisi profesional di tingkat nasional turut mempengaruhi kualitas timnas PSSI dan juga kesiapannya dalam menghadapi berbagai pertandingan dan turnamen internasional.
"Dengan adanya dualisme kompetisi maka timnas yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan," katanya menegaskan.
Andi melihat pentingnya rekonsiliasi kedua kompetisi tersebut. "Solusinya adalah rekonsialiasi. Dimulai dengan kedua kompetisi IPL & ISL berada di bawah PSSI. PSSI mengakui ISL dan ISL mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. Dengan demikian Timnas bisa dibentuk dengan materi pemain terbaik dari seluruh klub di manapun dia berkompetisi," tuturnya.
"Di ujung tahun kita bisa bikin turnamen khusus antara dua tim terbaik IPL dan ISL. Ini solusi yang terbaik saat ini," katanya menambahkan.
Andi mengharapkan kekalahan telak timnas PSSI dari kesebelasan Bahrain tersebut bisa membuka mata pengurus PSSI untuk segera menghentikan polemik dan segera melakukan pembenahan. "Ini solusi yang terbaik saat ini. Mudah-mudahan semua pihak terbuka mata dan hatinya melihat hasil semalam," katanya.
Masalahnya Adalah Kompetensi Wasit
http://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/masalahnya-adalah-kompetensi-wasit.html
Presiden UEFA, Michel Platini, sejak lama menolak dengan tegas wacana penggunaan teknologi garis gawang (goal-line technology). Dalam wawancara dengan koran Jerman Welt am Sonntag, legenda sepak bola Perancis ini menilai ide tersebut sangat buruk.
Platini mengatakan, tidak ideal menggunakan kamera untuk menentukan sebuah gol. Dia lebih suka tenaga manusia. Itu sebabnya UEFA menguji coba penggunaan tambahan dua asisten wasit di Liga Europa sejak musim 2009/2010.
Asisten wasit tambahan ini ditempatkan di sisi masing-masing gawang. Tugasnya adalah mengawasi segala kejadian di kotak penalti yang biasanya luput dari perhatian wasit utama dan hakim garis. Bila ada insiden kontroversial, mereka akan memberi rekomendasi kepada wasit utama.
Kelihatannya ideal. Tetapi apa benar demikian?
Pada 17 September 2009, di Goodison Park, Everton menjamu AEK Athens dalam partai pertamanya di Liga Europa musim tersebut. Dalam laga, wasit mengeluarkan kartu merah untuk penyerang Everton (ketika itu), Louis Saha, karena kedapatan menyentuh bola.
Wasit mengeluarkan keputusan itu setelah menerima laporan dari asistennya di sisi gawang Athens. Tetapi pelatih Everton, David Moyes, tak habis pikir mengapa asisten wasit tambahan tidak melihat seorang pemain Athens menendang bokong Saha dengan sengaja pada insiden pertama, namun menyaksikan dengan jelas pemain Prancis tersebut menyentuh bola.
Moyes bukan tak sepakat dengan kartu merah Saha, tetapi ia merasakan ketidakadilan. Itu sebabnya pelatih asal Skotlandia ini tidak antusias dengan penggunaan tambahan asisten wasit. Kebijakan itu tidak serta merta membuat pertandingan menjadi sempurna.
Para wasit pun sebenarnya tidak sepakat dengan tambahan asisten. Mereka merasa koleganya memiliki ancaman keselamatan dan kenyamanan. Bila misalnya, dalam kasus Everton tadi, pemain Athens yang menendang bokong Saha diusir dari pertandingan dan di belakang asisten wasit itu adalah tribun bagi suporter Athens maka sang asisten akan menerima hujatan sepanjang sisa waktu pertandingan. Ini bisa mengganggu fokus bekerja.
Kontroversi adalah hal yang senantiasa membayangi pertandingan sepak bola. Ironisnya, hal itu bukan dalam konotasi sering terjadi. Juga tidak terjadi di setiap partai dalam sebuah kompetisi walau kadang kala terjadi di partai krusial seperti final. Kontroversi sering bermula dari keputusan wasit seperti yang baru saja terjadi dalam partai besar Serie A antara AC Milan dan Juventus pekan lalu.
Namun reaksi pada kontroversi keputusan wasit itulah yang sering kurang sesuai. Ide teknologi di garis gawang dan tambahan asisten wasit adalah sebagian di antaranya. Usaha mengurangi kesalahan wasit sebenarnya terus dilakukan oleh pengelola sepak bola. Kursus penyegaran skill dan aturan, latihan kebugaran, tes kesehatan, psikologi, dan mental secara rutin dilakukan wasit. Belakangan, wasit juga memakai alat komunikasi selama bertugas.
Tetapi wasit bekerja dalam sebuah situasi yang serba cepat, melibatkan banyak manusia pula. Ada kalanya pandangan mereka terhalang oleh pergerakan lain, padahal mereka sudah berada di posisi ideal. Ini belum termasuk memperhitungkan tekanan besar yang mereka peroleh dari pemain kedua tim dan penonton di stadion.
Kembali ke kasus pertandingan AC Milan dan Juventus, hakim garis di sisi atas dari tayangan televisi dua kali melakukan kesalahan. Pertama, karena tidak mengesahkan gol Sulley Muntari dan kedua akibat menganulir gol Alessandro Matri. Walaupun kesalahan itu baru bisa dipastikan setelah melihati tayangan ulang lambat televisi.
Dan itulah yang sering terjadi. Orang menghakimi wasit karena menyaksikan melalui tayangan ulang dan dari berbagai sudut kamera. Bukan real-time yang demikian cepat dan kadang bisa menipu pandangan wasit.
Bicara tentang wasit yang biasa menjadi kambing hitam juga terkait dengan kompetensi. Wasit dan para asistennya yang ditugaskan dalam sebuah pertandingan sudah melalui semua tahapan kualifikasi. Mereka punya kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Apabila terjadi kesalahan keputusan itu karena faktor manusia tadi yang tak luput dari kekeliruan.
Bagaimana bila keputusan wasit merugikan tim? Sekali lagi, ujaran yang mengatakan kontroversi tidak terjadi di sepanjang pertandingan dan kompetisi perlu dikedepankan. Dalam kasus Juventus, ketika gol (pertama) Matri dianulir, toh ia tetap mampu mencetak gol kedua yang membuat skor imbang 2-2. Ini membuktikan ada ketangguhan mental dari Matri dan timnya. Dia tak goyah dengan keputusan pertama.
Lain halnya bila memang keputusan wasit yang aneh bin ajaib itu terjadi di kompetisi Indonesia. Setangguh apapun mental pemain dan tim, kemenangan akan tetap menjauh. Yang ini sudah masuk dalam kategori kompetensi pengelola kompetisi, bukan lagi cuma wasit.
Pelatih Qatar: Usut Laga Timnas Indonesia vs Bahrain
http://id.olahraga.yahoo.com/news/pelatih-qatar-usut-laga-timnas-indonesia-vs-bahrain-052745903--soccer.html
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pelatih Qatar, Paulo Autuori keget bukan kepalang ketika mengetahui hasil akhir laga Bahrain versus timnas Indonesia berkesudahan 10-0. Menurutnya ada sejumlah keganjilan di laga yang dipimpin wasit Andre El Haddad asal Libanon tersebut.
Momen aneh pertama adalah kartu merah kilat bagi kiper Indonesia, Samsidar di menit kedua pertandingan. Selain kartu merah, Bahrain pun dihadiahi penalti. Tidak hanya satu, Bahrain pun mendapat empat kali penalti sepanjang laga.
Hal itu menurut Autuori belum pernah dia saksikan di sepanjang hidupnya. Ada sejumlah hal aneh di pertandingan Bahrain. Karena itu, jika AFC ingin membangun sepakbola Asia, maka perlu melakukan investigasi atas hasil tersebut," imbuh Autuori dilansir Al Watan.
Dia mengaku sempat stress ketika mengetahui Bahrain sudah mencetak delapan gol atas Indonesia, sementara Qatar teringgal 2-1 atas Iran. Dalam kondisi itu, Qatar dapat tersingkir dari babak kualifikasi Piala Dunia.
"Saya kaget begitu mengetahui hasil Indonesia. Tapi saya tidak memberitahukan hasil itu kepada pemain agar mereka tetap tenang dalam bermain," ungkapnya
Hasilnya keadilan pun didapatkan Qatar dengan lahirnya gol penyeimbang atas Iran di akhir pertandingan. Gol itu pun sekaligus memupus hasil Bahrain yang unggul 10-0 dari Indonesia. Walau sudah memastikan tiket di babak final kualifikasi, Qatar tetap mendesak FIFA dan AFC untuk mengusut tuntas laga Bahrain versus Indonesia.
INDONESIA VS BAHRAIN: Skor 10-0 diprotes publik Iran
http://www.solopos.com/2012/olahraga/indonesia-vs-bahrain-skor-10-0-diprotes-publik-iran-166749
Skor telak 10-0 untuk kemenangan Bahrain atas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Nasional Bahrain, Rabu (29/2/2012) malam menuai protes dari publik Iran.
Mereka menilai federasi sepak bola Iran layak melayangkan surat ke induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) agar otoritas tertinggi sepak bola di dunia itu menyelidiki pertandingan Bahrain lawan Indonesia.
Publik Iran yang berdiskusi lewat Persian Football Forums di www.persianfootball.com, menulis pertandingan di Stadion Nasional Bahrain itu merupakan lelucon terburuk di era sepak bola modern sekarang ini.
Dalam forum itu bahkan muncul wacana membuat petisi untuk mendesak federasi sepak bola Iran mengajukan protes resmi ke FIFA. Anggota forum bernama Maij, mencatat petisi perlu dibuat karena minimal ada lima catatan yang muncul dalam laga Bahrain lawan Indonesia.
Lima catatan itu yakni Indonesia menurunkan skuat muda di kualifikasi Piala Dunia, wasit memberi penalti untuk Bahrain saat laga baru berusia tiga menit, wasit mengganjar kartu merah untuk kiper Indonesia di menit ketiga, wasit menghadiahi penalti untuk Bahrain sebanyak lima kali dan Bahrain mencetak 10 gol.
INDONESIA-BAHRAIN: FIFA gelar investigasi pertandingan
http://www.bisnis.com/articles/indonesia-bahrain-fifa-gelar-investigasi-pertandingan
Organisasi sepak bola dunia FIFA akan menggelar investigasi atas kekalahan Indonesia dari Bahrain yang mengakibatkan Indonesia harus mengantongi malu dan bukan gol, sedangkan Bahrain meraih 10 gol pada laga Pra Piala Dunia.
"Bahrain membutuhkan sembilan gol untuk masuk ke fase berikutnya pada tahap kualifikasi. "Hasil yang pertandingan yang tidak biasa, terkait dengan ekspektasi hasil dan rekam jejak head-to-head mendorong FIFA menggelar penyelidikan atas permainan dan hasil pertandingan itu," ungkap surat elektronik FIFA pada Jumat, 2 Maret 2012 itu.
Surat elektronik itu menilai Indonesia hampir tidak bisa menampilkan kekuatan tim, setelah beberapa pemain senior dilarang bermain akibat keterlibatan merea di Liga Super Indonesia.
Bahrain yang dipimpin oleh mantan pelatih Inggris Peter Taylor itu terbantu oleh kiper Indonesia yang hanya berlaga selama 3 menit.
Kekalahan tim nasional Indonesia 0-10 dari Bahrain dalam pertandingan terakhir kualifikasi Pra Piala Dunia Grup 5 Zona Asia tercatat sebagai rekor baru kekalahan terbesar yang pernah dialami setelah 38 tahun.
Gawang Indonesia terakhir kali kemasukan gol terbanyak saat kalah dari Denmark di Kopenhagen dengan skor 0-9 pada 3 September 1974.
Indonesia tampil dengan kekuatan baru di partai pamungkas kualifikasi dan sudah ketinggalan 4 gol di babak pertama. Bahrain yang butuh kemenangan besar untuk lolos ke babak berikutnya mengurung pertahanan Indonesia sepanjang pertandingan.
Pada babak ke-2, gawang Indonesia kembali terkoyak 6 gol tanpa balas. Meski sudah menang besar, Bahrain tetap gagal lolos kualifikasi, setelah pertandingan antara Iran melawan Qatar berakhir imbang 2-2.
Dengan demikian, Iran dan Qatar berhak maju ke babak selanjutnya sebagai wakil dari grup 5.
Sebagian besar pemain yang diturunkan dalam pertandingan melawan Bahrain merupakan wajah baru hasil seleksi dari kompetisi resmi PSSI, Liga Primer Indonesia. Pemain yang berkiprah di Liga Super Indonesia tak diikutsertakan, karena dianggap kompetisi ilegal.
AFC: Bahrain vs Indonesia Bebas dari Pengaturan Skor
http://us.detiksport.com/sepakbola/read/2012/03/03/034605/1856928/73/afc-bahrain-vs-indonesia-bebas-dari-pengaturan-skor?b991105bcom
Hasil laga kualifikasi PD 2014 antara Bahrain vs Indonesia disebut-sebut berbau pengaturan skor. Terkait hal itu Federasi Sepakbola Asia (AFC) menyatakan laga itu bersih dari skandal apapun dan tak akan melakukan investigasi.
Skor akhir 10-0 untuk kemenangan Bahrain awalnya dicurigai banyak pihak adalah "hasil akhir yang tidak biasa" mengingat Bahrain memang butuh kemenangan dengan selisih sembilan gol untuk lolos dari babak ketiga PPD 2014.
Meskipun akhirnya Bahrain tidak lolos, FIFA tetap merencanakan akan melakukan investigasi.
AFC yang menaungi laga-laga di Benua Asia langsung mengeluarkan reaksi terkait niatan FIFA itu. Melalui Sekjen mereka, Dato Alex Soosay, AFC menilai jika laga Bahrain kontra Indonesia berjalan normal setelah mendapatkan laporan dari wasit beserta ofisial di laga itu.
Meskipun Indonesia menurunkan tim yang berisikan mayoritas pemain minim pengalaman, tapi Soosay menganggap memang Bahrain menang segalanya dari 'Skuad Garuda' asuhan Aji Santoso itu.
"Saya sudah membaca pemberitaan di media mengenai dugaan pengaturan skor. Tapi saya yakin jika tidak ada satupun tim-tim kami yang terlibat dalam kasus ini. Bahrain lebih baik secara taktik maupun teknis," tulis Soosay dalam pernyataan resmi kepada media yang diterima detiksport, Jumat (2/3/2012) malam WIB.
"Lebih dari itu, saya juga telah menerima laporan resmi dari pengawas pertandingan AFC dan wasit. Mereka tidak ada melihat ada indikasi kecurangan apapun."
"AFC dan anggotanya sangat konsen pada hal ini dan bertekad untuk membasmi segala bentuk pengaturan skor dan korupsi," demikian Soosay.
Sumber: http://www.yaiyalah.com/2012/03/menydihkan-timnas-indonesia-dikalahkan.html#ixzz1qCzwZfof
No comments:
Post a Comment